Menurut pengamat, visi-misi pengembangan ekonomi kedua capres sama pentingnya. Keduanya juga dinilai berkomitmen memperbaiki kondisi maritim Indonesia. Sayangnya, dari lima tema yang diangkat, tidak seluruhnya didalami secara mendalam oleh kedua capres.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin, menilai debat kedua berlangsung lebih dinamis dan lebih seru dibandingkan debat pertama.
“Debat kedua ini jauh lebih baik dari yang pertama karena lebih seru, dinamis dan hidup,” katanya di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, tidak adanya bocoran pertanyaan dalam debat kali ini berimbas besar adanya perubahan nuansa dalam debat kedua itu. Ini membuat kedua capres bisa mengeksplorasi visi-misi dan programnya dengan baik. “Karena mereka tidak terpaku pada daftar pertanyaan seperti pada debat pertama,” sebutnya.
Dalam debat kemarin malam, kedua capres mengeluarkan data-data dan fakta sehingga debat terlihat lebih berbobot dan substantif. Selain itu, diakuinya, debat kedua diwarnai sikap saling serang kedua kandidat namun itu merupakan hal wajar dilakukan dalam mewarnai debat publik.
“Karena debat memang akan berwarna dan penuh dinamika jika ada saling serang. Apabila debat tidak ada saling serang maka akan monoton dab membosankan,” katanya seraya menyatakan, perdebatan dan saling serang antarkedua capres masih dalam koridor perdebatan sehat.
Publik menilai
Usai debat kedua, capres petahana, Jokowi mempersilakan masyarakat menilai hasil debat capres putaran kedua tersebut. “Ya (debat) biasa-biasa saja, biar masyarakat menilai,” katanya.
Jokowi mengatakan, dia telah menyampaikan beragam substansi serta menyampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan dan apa yang akan dikerjakan ke depan. “Saya kira jelas semuanya,” ujarnya.
Dia membantah pertanyaan wartawan bahwa dirinya menyerang Prabowo secara personal dalam debat soal tanah. “Enggak ada menyerang personal. Yang namanya personal itu kalau menyangkut rumah tangga, istri. Enggak ada personal. Itu kebijakan kok,” jelasnya.
Lebih jauh Jokowi menilai penampilan Prabowo juga sangat bagus dalam debat kedua, namun dia mengaku optimistis unggul di debat putaran kedua ini. “Beliau (Prabowo) sangat bagus. Ya (optimistis) bagus. Biar rakyat menilai,” katanya.
Pada saat debat berlangsung, terjadi ledakan di parkir timur Gelora Bung Karno. Terkait ledakan ini, Jokowi mengaku tidak mendengarnya.
Dalam debat kedua, Prabowo Subianto beberapa kali memuji Jokowi. Menurut Prabowo, kinerja yang memang baik era Jokowi harus diakui.
“Kalau yang benar dan baik harus kita akui dong, ya. Jadi kalau kita berbeda bagi saya itu bukan berarti jadi musuh. Anda ‘kan tahu hubungan pribadi saya dengan Pak Jokowi baik. Jadi ya begitulah,” katanya usai debat.
Prabowo ingin persaingan berlangsung sehat dan biasa-biasa saja. Persaingan yang baik akan menjadi contoh bagi generasi muda.
“Kita ingin negara kita ini. Bersaing itu biasa-biasa sajalah. Apalagi generasi kalian harus lihat persaingan itu baik. Debat itu boleh. Di dalam ruang debat keras-kerasan, di luar itu baik lagi. Ini membangun demokrasi. Demokrasi harus gitu, untuk anak-anak muda ini,” ujarnya.
Prabowo juga mengaku puas dengan debat tadi. “Ya okelah, ya,” ucapnya.
Penilaian debat
Pengamat ekonomi dari Sumatera Utara, Wahyu Pratomo, menilai visi dan misi kedua calon presiden dalam pengembangan ekonomi dari sektor infrastruktur, pangan, energi dan lingkungan hidup sama bagus dan penting.
Namun, baik Jokowi maupun Prabowo belum bisa merinci jelas visi mereka mendorong penurunan ketimpangan pembangunan akibat tidak seimbangnya ketersediaan infrastruktur.
Kemudian juga tidak ada komitmen tegas soal upaya atau strategi menjaga lingkungan meski yang dijadikan topik soal sawit yang dewasa ini sedang kesulitan diserang isu negatif sawit.
“Sepertinya waktu tiga menit sangat terbatas bagi kedua capres untuk menyampaikan visinya secara utuh di bidang ekonomi,” ujarnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menilai Debat Kedua Pilpres 2019 lebih menyentuh masalah substansial sesuai tema yang diusung, dibandingkan debat pada putaran pertama lalu.
“Saya sangat puas ya dengan debat kali ini karena langsung pada masalah substansial. Jadi kita bisa langsung tahu apa yang ada di visi dan misi,” ujarnya saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu.
Menurutnya, materi yang disampaikan Jokowi maupun Prabowo sudah menggambarkan visi dan misi yang diusung keduanya.
“Artinya, sudah mencerminkan visi dan misi dan langsung pada kasus-kasus yang kadang harus diangkat di umum,” katanya.
Kendati demikian, lanjutnya, apapun yang diucapkan kedua capres di forum debat, harus bisa dipertanggungjawabkan dan berdasarkan data-data yang valid.
“Intinya ini memang debat. Jadi pesan politik harus juga didasari dengan bukti di lapangan dan didukung konsep yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Rektor Perbanas Institute, Prof Hermanto Siregar, menilai kedua calon presiden (capres) berkomitmen untuk memperbaiki kondisi maritim di Indonesia.
“Sebagai petahana, Jokowi tentu sudah memiliki beberapa capaian terutama dalam mengatasi pencurian ikan oleh kapal asing. Dengan berkurangnya pencurian ikan tersebut maka tangkapan ikan nelayan lokal cenderung meningkat,” ujarnya, tadi malam.
Dijelaskannya, terkait tol laut, pencapaian Jokowi belum cukup menggembirakan, namun berkomitmen menyelesaikannya.
Sementara, Prabowo dinilainya menekankan soal upaya mengatasi kesenjangan.
“Kawasan pesisir yang didominasi nelayan memang merupakan kantong kemiskinan sehingga rencananya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan cukup tepat juga untuk memperbaiki kesenjangan pendapatan masyarakat pesisir dengan non-pesisir,” katanya.
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, secara keseluruhan, Jokowi unggul dalam debat kedua ini.
“Jokowi mendominasi semua segmen. Namun di segmen keenam imbanglah. Penutup yang disampaikan Prabowo sempat menarik emosi ketika membantah mengenai tanah itu HGU (hak guna usaha, red). Tapi, ketika dia bicara lebih baik buat saya daripada asing, itu antiklimaks,” katanya.
Menurut dia, dari semua sesi, sesi ketiga adalah yang paling panas. “Sesi ketiga sesi yang paling panas dari semua sesi karena sudah masuk saling membuka borok,” ujarnya seraya menyebutkan, ini antara lain terkait redistribusi lahan (hokibet188)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar